Background

Background

Silahkan klik beberapa gambar di bawah ini

  • image1
  • image2
  • image3
  • image4
  • image2
  • image1
Pantai damas adalah salah satu pantai yang memiliki pasir hitam dan beberapa batu sebagai penyangga di sepanjang pantai untuk mengurangi pengikisan. Salah satu pantai yang masih terlihat alami dengan garis pantai yang cukup panjang dengan pola landai. Letaknya di desa Karanggandu kecamatan Watulimo ±53 km arah selatan kota Trernggalek.Luas pantai ±5,5 ha dan panjang 2 km. Kawasan yang terbangun berpola linear sepanjang pantai berupa badan jalan dan parkir.  Pantai ini memiliki bumi perkemahan yang nyaman, teduh dan cukup luar. Area untuk memancing, berenang, berjemur, berinteraksi dengan nelayan dan kegiatan wisata lainnya.
Untuk menuju pantai ini pengunjung tidak perlu khawatir, jalan dan akses masuk sudah berasal dan kondisi cukup baik. Pencapaian dari arah kota Trenggalek dan Tulungagung melalui IKK Bandung (kabupaten Tulungagung). Dari IKK Bandung menempuh jarak ±18 km menuju kecamatan Watulimo. Dari IKK Watulimo mengarah kebarat sejauh 5 km dengan moda transportasi (sepeda motor, mobil dan mini bus). Penggunaan kendaraan umum MPU jenis colt/ bison tersedia mulai simpang tiga Durenan (jalan propinsi). Dari terminal kota Trenggalek menggunakan minibus kode XL jurusan Trenggalek – Durenan – Bandung – Watulimo, dapat dilanjutkan dengan moda kendaraan unsure local.
Pantai ini menyimpan keindahan yang bisa disandingkan dengan pantai prigi, suasana pantai yang masih natural dan belum terjamah pembangu
Obyek wisata yang tak kalah menariknya dengan obyek-obyek wisata yang lain adalah Obyek wisata Gua lowo. Disamping mengagumi keajaiban alamnya, gua lowo juga menyimpan berbagai misteri.
Gua Lowo terletak di Desa Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek kurang lebih 30 KM. dari Kota Trenggalek juga 30 km dari Kota Tulungagung atau kurang lebih 180 km dari Kota Surabaya ke arah pantai selatan tepatnya ke arah Pantai Prigi Kecamatan Watulimo. Tempat yang strategis dan mudah dijangkau serta satu jalur dengan obyek wisata Pantai Prigi inilah yang membuat makin mudah bagi pengunjung kerena bisa dalam bentuk satu paket wisata.
Begitu tiba di Guo Lowo pengunjung akan disambut suasana udara pegunungan yang sejuk dengan aroma hutan jati yang khas, karena lokasi Guo Lowo dikelilingi hutan jati yang rimbun. Dari tempat parkir menuju mulut gua, jalan yang sudah dipaving bersih membelah diantara teduhnya pepohonan kayu jati ini.
Begitu melewati mulut gua, kita langsung disambut ruang gua pertama yang sangat luas bagaikan aula. Langit – langit gua setinggi kurang lebih 20-50 meter, lebar gua sekitar 50 m. Mulai dinding gua dipenuhi dengan panorama dan beraneka macam bentuk.
Keindahan dinding gua dengan stalagtit menggantung maupun stalagmit yang mencuat disana sini, semakin terlihat artistik dengan sinar tata sedemikian rupa menambah warna semakin menarik.
Berdasarkan survei ahli gua Mr. Gilbert Manthovani dan Dr. Robert K Kho tahun 1984 dinyatakan bahwa Guo Lowo gua alam terbesar di Asia Tenggara bahkan di Asia dengan panjang gua 800 Meter dengan rata – rata ruang luas terdapat 9 (sembilan) ruang utama dan beberapa ruang kecil.

KISAH PENEMUAN GUO LOWO
Seorang bernama Lomedjo masuk hutan mencari tempat untuk melaksanakan semedi. Dan diketemukan gua kecil yang dianggap cocok untuk bertapa yakni sebuah gua dekat dengan kedung yang berwarna kebiru-biruan. Yang pada akhirnya gua tersebut dinamakan Kedung Biru. Letak Kedung kurang lebih 600 meter timur laut Guo lowo Petilasan ini ternyata sampai saat ini masih digunakan orang – orang untuk bertapa. Hal ini melihat bekas – bekas peralatan tertinggal di gua Kedung Biru.
Dari hasil upaya puasa, semedi dan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa ini, akhirnya mendapatkan hasil. Mbah Lomedjo mendapat mimpi bahwa sekitar tempat dia bertapa ada sebuah gua besar te bersembunyi hewan – hewan buruan dengan aman.
Suatu ketika, diketemukan mulut gua yang besar, gelap dipenuhi kelelawar dengan bau yang menyengak hidung. Tanpa disadari mereka selalu menyebut gua dengan;Guo Lowo( Bahasa Jawa Kelelawar adalah Lowo). Hingga sekarang gua tersebut bernama Guo Lowo, pertapaan Kedung terletak 600M timur Gua Lowo

GUO LOWO SEKARANG SEBAGAI OBYEK WISATA YANG MENARIK
Mengagumi keindahan Guo Lowo yang dengan warna warni stalagtit dan stalagmit, di suasana alam lingkungan gua yang sejuk dan asri itu, sebenarnya Pemerintah Kabupaten Trenggalek tahun 1984 sudah ada upaya untuk mempromosikannya sebagai obyek wisata. Kendatipun demikian keterbatasan dana dan situasi yang kurang menunjang saat itu, maka pengembangannya sangat lamban sehingga belum banyak dikenal dan dikunjungi wisatawan.
Gua yang besar dan panjangnya kurang lebih 800 M ini telah dilengkapi sarana penerangan listrik dan jalan buatan sehingga mudah untuk mengamati macam bentuk artistik alami dari stalagtit dan stalagmit. Suasana sejuk dan segar karena air bersih yang gemercik mengalir di bawa gua membuat suasana yang nyaman.
Di luar gua telah dibangun, dilengkapi arena mainan anak – anak. Pada hari libur seringkali juga ada hiburan musik yang diatraksikan dipanggung gembira. Ada Angkutan umum dari kota Trenggalek ke Durenan kemudian ke Guo Lowo.
Tiban adalah salah satu kesenian daerah Trenggalek sampai kini masih subur di pelosok pedesaan. Tiban merupakan kesenian Tradisional bagi anak-anak gembala yang berebut air untuk ternaknya pada musim kemarau panjang. Untuk memperoleh air mereka adu kekuatan dengan meggunakan cambuk sebagai senjatanya. Ketika mereka tengah berkelahi hujanpun turun dengan lebat. Hingga saat ini Tiban dilaksanakan pada musim kemarau sambil memohon hujan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Cambuk untuk senjata ini terbuat dari lidi aren yang di pintal dengan jumlah tertentu sedangkan pemimpin permainan disebut "Landang" dipilih seorang yang bijaksana serta menguasai permainan dan biasanya yang paling senior. dengan diiringi gamelan "pelog" dan gendang, dengan irama yang dinamis, menggugah pemain semakin bersemngat dan energik.
Pantai ini terletak di desa Tasikmadu, kecamatan Watulimo, atau sekitar 48 Km arah selatan Kota Trenggalek. Selain menjadi obyek wisata yang sering dikunjungi, pantai Prigi juga merupakan pelabuhan nasional, dimana tempat penangkapan ikan terbesar di pantai selatan pulau Jawa
Pengunjung yang datang ke pantai ini bisa menikmati waktu dengan memancing, berkemah, tenis atau hanya tinggal di beberapa hotel dekat pantai dan menikmati suasana yang elok.
Pantai Prigi akan menjadi lebih ramai di bula Selo, kalender Jawa, karena para nelayan di pantai ini akan menggelar upacara tradisional Larung Sembonyo, yang merupakan upacara tahunan sebagai bentuk ucap syukur kepada Tuhan akan hasil laut yang melimpah.
Selain sebagai upacara ucap syukur, penduduk lokal juga percaya bahwa ritual Larung Sembonyo diadakan sebagai bentuk peringatan pernikahan dalam sejarah Raden Tumenggung Yudha Negara, yaitu seorang kepala prajurit Kerajaan Mataram yang berhasil membuka wilayah Prigi dengan jaminan bersedia menikahi Putri Gambar Inten.
TARI TURANGGA YAKSA. Tari Turangga Yaksa adalah tari jaranan khas Trenggalek. Tari jaranan banyak terdapat di daerah lain. Bedanya terletak pada bentuk kuda kepang yang digunakan terbuat dari ulit Sapi atau Kerbau berbentuk kuda berkepala raksasa berambut lebat menggambarkan nafsu angkara. Seni tari ini semula dimainkan pada pelaksanaan acara “Baritan” sebagai ungkapan syukur atas hasil pertanian yang melimpah serta keselamatan hewan piaraannya. Tari Turangga Yaksa mempunyai makna kemampuan manusia di dalam mengendalikan nafsu angkara, sehingga tercipta daya pikir yang jernih (padang ing penggalih). Dengan irama gending dan tarian yang energik, Tari Turangga Yaksa ini juga menggambarkan semangat membangun dari masyarakat Trenggalek yang dinamis dan tak pernah henti.